Nusantaratv.com-Relawan Gunung Rinjani, Abdul Haris Agam yang lebih dikenal dengan panggilan Agam Rinjani menegaskan dirinya belum menerima donasi sebesar Rp1,5 miliar yang diberikan netizen Brasil sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan mengevakuasi jasad Juliana Marins dari jurang Gunung Rinjani.
Hal itu disampaikan Agam Rinjani menjawab pertanyaan awak media di sela acara pemberian apresiasi dari Kementerian Kehutanan kepada Tim SAR Gabungan yang berhasil mengevakuasi Juliana.
Diketahui, soal donasi tersebut sempat menjadi polemik bahkan simpang siur. Pasalnya, platform VOAA yang menampung donasi tersebut mendadak membatalkan. Namun beredar informasi jika VOAA merubah keputusannya dan akan menyerahkan donasi senilai Rp1,5 miliar tersebut kepada Agam Rinjani.
"Sampai hari ini juga saya belum dapat. Kan masih di sana (Brasil)," kata Agam Rinjani seperti diberitakan Nusantara TV.
"Semua orang sudah minta ke saya. Tapi bakalan katanya dikirim ke sini. Kalau dikirim saya bagi-bagi ke teman-teman. Dan uang itu kami mau gunakan untuk membuat Rinjani lebih baik," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Agam juga mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Kehutanan yang telah mengundang dirinya dan Tim SAR Gabung ke Jakarta untuk menerima apresiasi.
Baca juga: Basarnas Nyatakan Pendaki Brasil Meninggal Dunia, Evakuasi di Gunung Rinjani Terhambat Cuaca Buruk
"Paling tidak lihat kota-kota. Selama ini cuma kita lihat gunung-gunung saja di sana. Tidak ada gedung-gedung tinggi di sana," candanya.
Perketat SOP Pendakian Gunung di Indonesia
Sementara itu, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang terlibat.
"Saya secara tulus, dari lubuk hati yang paling dalam, saya atas nama pribadi dan juga kementerian, mengucapkan terima kasih," ucap Menhut Raja Juli Antoni.
Menhut menegaskan bahwa akan ada peningkatan Standard Operating Procedure (SOP) dalam aktivitas wisata minat khusus, seperti pendakian di Kawasan konservasi untuk meminimalisir kejadian yang tidak diharapkan.
"Saya tidak ingin berbisnis dengan nyawa manusia, salah satunya yang memungkinkan untuk kita meminimalisir agar tidak lagi terjadi adalah memperketat SOP pendakian kita, dan memperbaiki sarana dan prasarana kita. Kerja sama sekali lagi kita akan tingkatkan dengan Basarnas dengan kelompok relawan, kepolisian, pemerintah daerah setempat dan stakeholder lain," ungkap Menhut.