Nusantaratv.com-Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan maksud dan tujuan serta manfaat dari program baru bernama Rereongan Sapoe Sarebu atau Patungan Sehari Seribu yang diinisiasinya.
Dedi menegaskan gerakan patungan Rp1.000 per hari bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.
Hal itu disampaikan usai berdialog dengan seorang warga di Pos Pengaduan Lembur Pakuan, Purwakarta. Warga asal Desa Kroya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu tersebut mengadu kepada Dedi Mulyadi kesulitan biaya transportasi untuk membawa anaknya rawat jalan ke Jakarta.
Ibu punya BPJS enggak?" tanya Dedi Mulyadi.
"Punya," jawab ibu tersebut.
"Punya. Kenapa enggak dibawa ke rumah
sakit?" tanya Dedi lagi.
Baca juga: Dedi Mulyadi akan Umumkan Pegawai Termalas di Media Sosial
"Udah rutin tiap bulan kontrol," terang sang ibu.
"Terus masalahnya apa?" tanya Dedi.
"Enggak ada buat pulang pergi ke Jakarta," jawab ibu tersebut.
Mengetahui asal ibu tersebut Dedi Mulyadi pun mengimbau Bupati Indramayu Lucky Hakim untuk membuat layanan pengaduan seperti yang dilakukan di Lembur Pakuan. Ditambah gerakan patungan sehari seribu sehingga masalah darurat yang dialami warga tak perlu numpuk ke Gubernur. Karena bisa diselesaikan di wilayah masing-masing.
"Kalau di desanya, kecamatannya dan kabupatennya dibuat layanan pengaduan seperti ini. Dan kemudian ada iuran rereongan warga sumbangan Rp1.000. Nah, yang ini bisa diselesaikan di daerahnya masing-masing. Tidak mesti numpuk, harus ke gubernur," kata Dedi Mulyadi seperti diberitakan Nusantara TV.
Dedi menegaskan tujuan dari gerakan rereongan sapoe sarebu untuk membantu orang-orang yang mengadu agar diselesaikan di desa, di kecamatan, dan di kabupatennya masing-masing dengan gerakan sosial warga.
Jadi bukan ngumpulin uang buat gubernur ya," tandasnya.
Dedi pun mengimbau agar di tiap desa, kecamatan, wali kota dan kabupaten dibuat kotak donasi untuk bantu warga yang susah.