Indonesia Dukung Inisiatif Hutan Tropis Dunia di Belem, Tegaskan Komitmen Aksi Iklim

Nusantaratv.com - 07 November 2025

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimewa)
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimewa)

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap aksi iklim global serta menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Tropical Forests Forever Facility (TFFF) yang diluncurkan oleh Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Belem.

Dukungan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, yang mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam dua agenda penting di sela-sela Belem Climate Summit dan Leaders Forum peluncuran TFFF.

Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia, Hashim menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Presiden Lula da Silva dalam mendorong skema pembiayaan inovatif bagi pelestarian hutan tropis dunia.

“Inisiatif ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kolaborasi global lintas pemangku kepentingan dalam menjaga hutan tropis, paru-paru bumi, yang sangat vital bagi pencapaian target suhu 1,5°C dan tujuan bersama di bawah Perjanjian Paris,” ujar Hashim selaku Utusan Khusus Presiden di Brasil, Kamis, 6 November 2025.

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimewa)

Sebagai negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia, Indonesia menyambut TFFF sebagai mekanisme pembiayaan berkelanjutan yang memberikan insentif langsung bagi upaya konservasi berbasis masyarakat dan komunitas adat.

Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk menyamai kontribusi Brasil terhadap TFFF sebagai bentuk solidaritas antarnegara berhutan tropis.

Usai sesi pemimpin dunia, Presiden Lula da Silva menghampiri Utusan Khusus Presiden Indonesia dan menyampaikan apresiasi atas dukungan serta kehadiran Indonesia. Dalam suasana hangat dan penuh persahabatan, Presiden Lula memberikan pelukan kepada Hashim dan menitipkan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa Indonesia memiliki seorang sahabat di Brasil.

Indonesia mendorong negara maju dan mitra global untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung TFFF, tidak hanya melalui pendanaan, tetapi juga lewat transfer teknologi, peningkatan kapasitas, dan berbagi pengetahuan agar hutan tropis dunia dapat terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimewa)

Dalam pernyataannya di Belem Climate Summit, Hashim menegaskan bahwa Indonesia datang ke Belem dengan pesan yang jelas. “Indonesia tetap berkomitmen memperkuat aksi iklim nasional, dan siap bekerja sama dengan semua negara untuk mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius.”

Baca juga: Hadiri NTV CEO Awards 2024: Hashim Djojohadikusumo Sebut Indonesia akan Menjadi Super Power untuk Energi Terbarukan

Presiden Prabowo sebelumnya menegaskan di Sidang Umum PBB bahwa Indonesia menargetkan net-zero emission paling lambat tahun 2060 atau lebih cepat, serta berupaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8 persen.

Komitmen tersebut tertuang dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC) Indonesia, yang menargetkan pengurangan emisi 1,2–1,5 gigaton CO₂ pada tahun 2035. Pilar utama upaya itu adalah program Forestry and Other Land Uses (FoLU) Net Sink 2030, yang menargetkan pengurangan bersih 92–118 juta ton CO₂ pada 2030.

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo di acara Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) (Dokumentasi Istimewa)

Pemerintah juga terus mempercepat transisi energi bersih melalui pengembangan energi terbarukan, biofuel, serta teknologi rendah karbon seperti pembangkit listrik tenaga nuklir. Presiden Prabowo baru-baru ini menetapkan Peraturan Presiden Nomor 109 tentang Waste-to-Energy dan Peraturan Presiden Nomor 110 tentang Nilai Ekonomi Karbon sebagai instrumen pembiayaan dekarbonisasi nasional.

Indonesia mencatat kemajuan signifikan dalam pengendalian deforestasi, dengan tingkat deforestasi tahunan rata-rata turun 75 persen sejak 2019, yang merupakan capaian terendah dalam dua dekade terakhir. Pemerintah juga memperkuat konservasi keanekaragaman hayati melalui pembangunan koridor gajah dan program konservasi berbasis masyarakat.

Selain menjaga hutan daratan, Indonesia turut melindungi sekitar 17 persen cadangan karbon biru dunia atau setara dengan 3,4 gigaton CO₂, yang sangat penting bagi mitigasi iklim dan ketahanan wilayah pesisir.

Indonesia juga menekankan bahwa aksi iklim harus adil, inklusif, dan berpusat pada manusia. Presiden Prabowo telah mengumumkan komitmen nasional untuk mengakui dan mengalokasikan 1,4 juta hektare hutan adat kepada masyarakat adat dan lokal dalam empat tahun ke depan. Langkah ini menunjukkan tekad Indonesia untuk menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian integral dari kebijakan iklim dan lingkungan.

Indonesia hadir di Belem sebagai mitra konstruktif yang berorientasi pada konsensus. Tema besar konferensi, meliputi hutan, mineral kritis, pembiayaan, keanekaragaman hayati, dan adaptasi, sejalan dengan prioritas nasional Indonesia.

“Indonesia siap memimpin, bekerja sama, dan berkontribusi untuk membangun dunia yang tangguh terhadap perubahan iklim, dunia di mana tidak ada satu pun yang tertinggal,” tutup Hashim S. Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia bidang Iklim dan Energi.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close