NTV: Komdigi Bicara PHK Massal di Media Massa Khususnya Pekerja Televisi

Nusantaratv.com - 13 Juni 2025

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid berbicara soal badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda media massa khususnya para pekerja televisi. Meutya mengaku telah menerima banyak masukan dari berbagai asosiasi televisi di Tanah Air untuk mengatasi ancaman yang dihadapi industri televisi yang berujung pada PHK. 

"Kami terima banyak sekali masukan terutama dari ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta Indonesia) kalau bicara spesifik televisi. Kemudian ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia) dan sebagainya asosiasinya. Kalau soal kelanjutan itu on going proses. Tapi yang pasti catatannya adalah satu, apakah regulasi yang ada saat ini, itu masih mendukung keberlangsungan televisi?" kata Meutya Hafid seperti diberitakan Nusantara TV.

Ia mengatakan Pemerintah memiliki peran di sisi regulasi terkait industri televisi. 

"Apakah mungkin ada regulasi yang mungkin tidak relevan lagi atau justru harus nambah regulasi untuk memperpanjang keberlangsungan hidup industri TV," ujarnya. 

Meutya pun menyinggung perlunya perusahaan televisi melakukan transformasi. 

Kemudian bagaimana cara industri televisi bertransformasi?

"Sebuah bisnis itu bertransformasi itu pasti sudah diserahkan ke stakeholder masing-masing. Karena rata-rata untuk grup-grup itu biasanya mereka sudah mempersiapkan dari yang tadinya hanya televisi kemudian bertransformasi punya platform digital dan juga platform lainnya. Misalnya bisnis untuk aktivasi dan sebagainya itu juga kita lihat," tuturnya.

Kemudian yang berikutnya bagaimana mempersiapkan talenta-talenta yang ada di ranah jurnalis begitu. 

"Nah, itu juga termasuk yang sedang didiskusikan. Tapi yang pasti tidak bisa sendiri. Harus berkolaborasi dengan stakeholder lainnya," ucapnya.

Besarnya jumlah sumber daya manusia, kata Meutya, juga menjadi salah satu poin penting yang harus dikaji lebih mendalam.  

"Teman-teman ingat enggak sih sampai sekarang juga untuk grup-grup seperti yang besar-besar itu karyawan tuh bisa sampai 2000, 1000. Bahkan untuk TV berita itu minim. Nah ini memang model bisnisnya sudah tidak bisa ke situ lagi. Kecuali langsung memang transformasi untuk heavy digital," paparnya. 

"Itu termasuk yang jadi bahan diskusi dengan teman-teman asosiasi televisi Indonesia yang menaungi beberapa grup. Tapi yang pasti saat ini apa yang bisa kita lakukan bersama saat ini mulai dari kerja sama, kolaborasi yang sifatnya mungkin sama-sama kementerian lembaga yang mewakili pemerintah untuk berkolaborasi dengan media itu terus kita lakukan," pungkasnya. 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close