Qantas Akui Kebocoran Data Pribadi Lebih dari Satu Juta Pelanggan Akibat Serangan Siber

Nusantaratv.com - Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas Airways, mengungkapkan lebih dari satu juta data pelanggan mereka telah bocor akibat insiden siber besar yang terjadi baru-baru ini, menjadikannya salah satu pelanggaran data terbesar di Australia dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam pernyataannya pada Rabu, 9 Juli 2025, seperti dilaporkan Reuters, Qantas menjelaskan informasi pribadi seperti nomor telepon, tanggal lahir, dan alamat rumah milik sekitar 1,1 juta pelanggan telah diakses oleh pihak tak bertanggung jawab. 

Sementara itu, sekitar empat juta pelanggan lainnya diketahui hanya mengalami kebocoran nama dan alamat email.

Setelah serangan ini terungkap pekan lalu, pihak Qantas menyampaikan total data pribadi milik 5,7 juta pelanggan terdapat dalam basis data yang diretas, setelah dilakukan penyaringan terhadap catatan duplikat dari sekitar 6 juta pelanggan yang awalnya disebut terdampak.

Qantas menegaskan hingga saat ini belum ditemukan bukti jika data tersebut telah disebarluaskan ke publik, dan perusahaan terus memantau situasi secara aktif.

"Sejak insiden ini terjadi, kami telah mengambil berbagai langkah tambahan dalam sistem keamanan siber kami untuk memastikan perlindungan lebih baik terhadap data pelanggan. Kami juga terus mengevaluasi kronologi dan penyebab insiden," kata CEO Qantas Group, Vanessa Hudson.

Insiden ini menjadi salah satu serangan siber terbesar sejak peretasan yang menimpa perusahaan telekomunikasi Optus dan penyedia layanan kesehatan Medibank pada 2022, yang kemudian mendorong penerapan undang-undang ketahanan siber baru di Australia.