Nusantaratv.com-Sebanyak 393 siswa di Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah. Para siswa korban keracunan MBG harus menjalani perawatan medis.
Keseluruhan pasien ataupun korban keracunan mengalami gejala yang sama seperti muntah, mual, serta pusing hingga mengakibatkan diare yang akut.
Bupati Bandung Barat telah menetapkan peristiwa ini sebagai Kejadian Luar Biasa. Sementara Badan Gizi Nasional telah menutup SPPG yang memproduksi MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan yang dialami para pasien.
Pantauan Nusantara TV, per Selasa (24/9/2025) dari total 393 siswa yang keracunan dirawat di dua tempat yakni di GOR Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat dan RSUD Cililin.
Dari data yang diperoleh 393 siswa tersebut berasal dari PAUD hingga tingkat SMA dan SMK.
Sebanyak 255 pasien yang dirawat di RSUD Cililin telah diperbolehkan pulang. Adapun yang masih dirawat sebanyak 13 siswa. Sementara di GOR Kecamatan Cipongkor ada 17 orang yang masih dirawat.
Menurut keterangan para korban, pada Senin (22/9/2025) menerima menu ayam, dan daging serta sayuran dan buah-buahan. Namun setelah mereka terima dan ingin melakukan makan siang. Mereka mengakui bahwasanya lauk dari yang menu MBG tersebut sudah mengeluarkan bau yang tidak sedap atau basi.
Saat dikonfirmasi, Koordinator SPPG cabang Cipari yang memproduksi MBG pada hari itu mengakui bahwa yang mereka bagikan kepada pelajar pada hari itu sudah tidak layak konsumsi alias basi.
Atas kejadian ini, Bupati Bandung Barat sendiri akan mengevaluasi standarisasi kebersihan dari peralatan dapur ataupun bahan-bahan yang digunakan dapur SPPG.
Kemarin Kepala BGN Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebut adanya keteledoran pada dapur SPPG sehingga mengakibatkan kejadian ini terjadi. Dadan memutuskan menutup dapur SPPG ini untuk sementara agar mempermudah proses evaluasi.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat sudah melakukan uji lab terhadap muntahan dan makanan yang dibagikan pada hari Senin. Hingga saat ini proses tersebut masih berlangsung dan akan diumumkan. Untuk mengetahui apa penyebab pasti dari keracunan yang menimpa peratusan pelajar di Kecamatan Cipongkor.