Nusantaratv.com-Di tengah gencatan senjata di Jalur Gaza, ternyata menyimpan sisi gelap lain bantuan kemanusiaan. Setidaknya ada beberapa tantangan berat penyaluran bantuan ke Gaza.
"Serta adanya 'ruang gelap' yang membuat bantuan tertunda berbulan-bulan," ujar Bambang Suherman, Vice President of Worldwide Partnership & National Development di Human Initiative dalam diskusi yang digelar Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Depok, Jawa Barat, akhir pekan kemarin, Minggu, 23 November 2025.
Beberapa tantangan dan sisi ruang gelap di Gaza, lanjut Bambang, yakni ari mulai blokade akses, keamanan, penanganan hilir, dan ancaman musim dingin. Kesulitan akses masuknya bantuan juga terjadi saat KTT Cairo.
"Dengan hanya 12% dari Jordan yang lolos pemeriksaan ketat Israel," tambah Boy Mareta General Manager Retail Partnership Human Initiative.
Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan solidaritas tahunan antara Departemen Hubungan Internasional FISIP UI dengan Human Initiative, untuk membedah tantangan struktural, operasional, hingga geopolitik dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Dalam sambutannya, Kepala Departemen HI FISIP UI Broto Wardoyo menekankan pentingnya solidaritas akademik yang disertai komitmen moral dan aksi nyata di tengah krisis Gaza.

Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) melalui Klaster Solidaritas Selatan, Pembangunan dan Transformasi Tata Kelola Global Berkeadilan, kembali menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Ruang Gelap Bantuan Kemanusiaan di Tengah Gencatan Senjata.”/ist
Senada disampaikan Indah Nuria Savitri, Direktur HAM dan Migrasi Kementerian Luar Negeri RI, yang menyoroti kompleksitas diplomasi Palestina, termasuk tujuh fokus kerja Kemlu. Yakni, perlindungan infrastruktur, pemanfaatan teknologi digital, dan penguatan kerja sama multi-stakeholders, menegaskan komitmen Indonesia pada prinsip hukum humaniter internasional.
"Dengan lebih dari 68.000 korban jiwa dan kerusakan berat fasilitas publik," tambah Indah.
Diskusi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai realitas penyaluran bantuan ke Gaza, termasuk hambatan struktural dan politik yang memengaruhi efektivitasnya.
Melalui forum ini, FISIP UI bersama Human Initiative dan para perwakilan penggiat kemanusiaan berharap dapat memperkuat sinergitas antar penggiat kemanusiaan dan negara kolaborasi akademik dalam mendorong kebijakan, serta aksi kemanusiaan yang lebih strategis dan berkelanjutan.
Penanganan bantuan kemanusiaan di Palestina tidak dapat dilepaskan dari dinamika geopolitik. Karena itu, penyaluran bantuan harus ditempuh tidak hanya dengan pendekatan kemanusiaan, tetapi juga politik.
"Minimnya koordinasi serta pentingnya pemetaan aktor untuk membangun kolaborasi strategis. Akademisi dapat berperan dalam pemetaan dan penyusunan strategi di lapangan," tambah Asra Virgianita, Dosen Hubungan Internasional FISIP UI.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh